Sunday, March 06, 2005

I call you MY BESTFRIEND but actually you really MY ENEMY

Musuh dalam selimut. Peribahasa jadul, yang ternyata sampai gini hari masih eksis menggambarkan sebuah sosok pertemanan tapi toh akhirnya lebih tepat jika kusebut saja seekor serigala berbulu domba.

Jika kamu melihatnya dengan kasatmata, maka hanya bulu putih lembut yang mampu kautangkap dengan panca inderamu. Dengan senyumnya, tanpa sadar dia telah sedikit menyebarkan benih luka, sementara kearifannya hanya berusaha mencari celah dimana suatu saat nanti dengan rahasia yang didengarnya maka kamupun akan merasakan tikaman kejam darinya.

Aku seperti teringat sebuah pepatah..."Teman terdekatmu adalah orang yang paling punya kesempatan untuk menyakitimu". Minggu kemarin, seorang teman duduk bersamaku di sebuah kedai kopi di jalan kaliurang. Matanya sembab, dan wajahnya pucat, seperti tak berdaya diceritakannya semua sakit yang dialaminya, karena seseorang yang dipercayainya sebagai sahabat menikamnya dari belakang. Dia sempat berpikir untuk membalas dendam atas semua perbuatan sahabatnya yang menurutnya keji. Tapi...kembali dia berpikir, kalaupun dia melakukan itu...sepertinya dia tak ubahnya sahabat yang menikam dari belakang.

Jika sakit hati dibalas dengan luka, benarkah kita bisa merasakan kedamaian. Mencari kekuatan bukan sebatas karena kita mampu mengalahkannya, karena musuh terbesar adalah diri kita sendiri.

Lalu...bagaimana aku tau kamu teman sejatiku?

kataku....teman tidak selalu harus menuruti apa yang kamu mau, memberikan kamu segalanya dengan hitungan materi....tapi mengertilah...ketika dia mampu berdiri bersama mu disaat-saat sulitmu....that's why u call them as a bestfriend.....

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home