6 months before u die
Mataku masih sedikit mengantuk, ketika kudengar percakapan lirih di ruang tamu rumahku. Setelah kuintip dari lubang kunci, sesosok lelaki tua itu terlihat duduk bersama ayahku. Dia memang teman ayahku, mungkin lebih tepatnya lagi jika dikatakan sesepuh.
Lelaki itu baru saja ditinggalkan istrinya. Sejak menderita kanker dan melumpuhkan sebagian anggota tubuhnya, akhirnya sang istri menyelesaikan kisah perjalanan hidupnya dan lelaki itu sekarang hanya tinggal bersama dengan anak laki-laki tunggalnya.
Kematian adalah hal yang teramat wajar, tapi dari sedikit percakapan malam itu, sedikit kusimpulkan...bahwa lelaki itu teramat sangat kehilangan istrinya. Di sela-sela perbincangan dia sempat menuturkan penyesalannya. Sepertinya waktu enam bulan yang dipakainya untuk merawat sang istri terasa kurang cukup. Beberapa kali terdengar lirih tangisnya, ketika mencoba merunut lagi peristiwa itu. Ya...dia masih benar-benar ingin menghabiskan sisa waktu hidupnya bersama sang istri.
Well,that's why...semua jadi terasa lebih indah terlihat dan terasa lebih merindukan ketika semua apa yang kita miliki dan kita cintai telah berada jauh dari diri kita. Namun, tak jarang ketika sesuatu itu masih berada bersama kita, mungkin kita tak terlalu berpikir untuk menjaganya baik-baik hingga satu waktu ketika sesuatu itu terambil dari genggaman kita.
Ketika kamu masih sempat bersamanya, nikmati saja waktu itu...karena suatu saat ketika waktu itu bukan milikmu lagi...maka tak ada lagi yang bisa kaulakukan untuknya....
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home