Playboy WAITING LIST
Perbincangan malam ini dengan keluarga saya, sedikit membuat gejala typhus yang saya derita agak mendingan. Maklum, malam ini beliau sedikit bercerita tentang kegokilan anak buahnya yang notabene adalah PNS-PNS muda yang gairah xxx nya mungkin masih di ubun-ubun.
Bapak penjaja koran yang biasa mangkal di sekitar kantor baru-baru ini agak kewalahan menanggapi pesanan para PNS yang ternyata udah mulai waiting list mendapatkan majalah maha kontroversial bernama PLAYBOY.
Di tengah maraknya kontroversi, justru barang ini semakin dicari. Saya rasa, PNS tadi hanyalah sebagian kecil kelompok masyarakat yang sebenarnya memang teramat sangat menantikan kehadiran majalah ini.
Kalau di kota-kota besar orang-orang sibuk mempertentangkan peredaran PLAYBOY ke Indonesia, jangan salah bung, serapat-rapatnya tembok, lubang tikus itu ternyata masih ada.
Minimal, kalau majalah ini dilarang beredar di kota Jogja, ada tempat terdekat untuk mendapatkan majalah ini.
Ayah saya membaca PLAYBOY saat beliau masih mengenyam pendidikan di Belanda, tepatnya di Rotterdam. Kala itu, PLAYBOY memang dijual bebas di loper-loper koran pinggir jalan. Namun yang membedakan, majalah ini memang dipack dengan kemasan yang sangat tertutup, jadi tidak sembarang orang bisa membacanya. Kalau habbit orang Indonesia, majalah seperti itu cukup dibuka satu dan yang mengkonsumsinya sekampung. Sementara kata ayah saya lagi, jika hal ini tertangkap oleh polisi, mungkin Anda harus menyiapkan sejumlah uang untuk membayar dendanya.
Mmmm, mungkinkah sekarang polisi kita bakal punya pekerjaan baru, mengawasi tukang loper koran yang menjual PLAYBOY?????
3 Comments:
wakakakak...
tetep playboy terus.. :)
eh eh eh..
aku sih lbih tertarik playboy indonesia, dibanding playboy belanda..
soalnya di belanda, udah banyak yang lebih parah..
udah bosen.. :p
apalagi red light district ya do...hehehe
ueheuheuhe!!!bagi2 aja klo dapat orderan baru, ya...sebatas jari tengah aja ga papa kan..??? hehehe
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home