Wednesday, January 18, 2006

Tuhan Kita Bukan Rhoma

Perdebatan Rhoma Irama-Inul Daratista sepertinya memang tidak akan pernah berujung. Buktinya, hari ini, untuk kesekian kalinya, orang yang diklaim sebagai raja Dangdut ini, serta merta memojokkan Inul dengan kata-kata kasar seakan-akan, pemilik goyang ngebor ini adalah setan dan terdakwa yang terhakimi di muka sidang.

Rhoma Irama, manusia yang sok suci dan berakhlak malaikat ini, memperkarakan goyangan ngebor Inul Daratista. Secara kebetulan, hari ini, tengah berlangsung rapat dengar pendapat dengan DPR seputar UU Pornografi & Pornoaksi. Wajar lah, kalau satria bergitar ini kemudian koar-koar dan menjadi malaikat kesiangan di ruang sidang. Bisa dipastikan, Bang Haji menjadi orang yang sangat concern dengan permasalahan ini.

Tapi, begitulah, tong kosong nyaring bunyinya. Bang haji dan anteknya sepertinya lupa diri dan merasa paling hebat sehingga bisa menjadi Tuhan bahkan bagi seorang Inul daratista. Goyangan ngebor Inul yang sudah diminimalisir pun, masih dipermasalahkan hingga hari ini. Sepertinya, tak satupun sisi positif dari diri seorang Inul daratista.

Menentang sebuah kontroversi sih sah-sah saja,tapi jika harus menyudutkan orang lain,sepertinya ini bukanlah tujuan negara demokrasi. Menjatuhkan sepertinya bukan sebuah cara yang tepat untuk melanggengkan sebuah kekuasaan. Jika terus-terusan berkutat dengan masalah ini, bisa jadi permasalahan yang lebih besar justru akan terbengkalai.

Tolong, sampai hari ini, menangkap gembong terorispun belum sukses, mengentaskan kemiskinan apalagi, penganggguran, kejahatan dan ketidakadilan hingga hari ini masih menjadi kisah tragis bangsa Indonesia. Sangat lucu, ketika hanya gara-gara masuknya majalah Playboy dan selebritis kebakaran jenggot bukan kepalang. Toh, gwe rasa, pemegang franchise Playboy bukanlah orang sembarangan. Investasi untuk franchise itupun gwe rasa bukan jumlah nominal yang sedikit, yang pasti gwe rasa, people behind the magazine adalah bukan orang-orang sembarangan, setidaknya mereka adalah orang-orang kalangan socialista yang punya cukup pengalaman dengan bisnis ini. Dan lagi-lagi, gwe yakin juga, pajak yang ditetapkan pemerintah ataupun uang pelicin untuk memuluskan masuknya majalah ini ke Indonesia pastinya nilainya cukup fantastik.Apalagi, Indonesia memang tidak memiliki Undang Undang yang bisa menjerat pelarangan Playboy masuk ke Indonesia.

Daripada lelah memikirkan bagaimana sepak terjang majalah ini,lebih baik coba bantu saudara-saudara kita yang sedang tertimpa bencana. Perang melawan Pornografi & Pornoaksi bukan dengan menanamkan kecurigaan dan memprediksikan sesuatu yang belum terjadi. Toh, masyarakat kita cukup dewasa dengan segala sesuatu yang ada. Perdagangan, Merk dan Industri hanyalah semacam supermarket, jika Anda memilihnya itu berarti Anda butuh, namun jika Anda tidak memilihnya toh tidak ada yang menghukumnya.

Pornografi dan Pornoaksi adalah hal yang tidak mungkin dilepaskan dari kodrati manusia apalagi kehidupan manusia. Kita sendiri lahir dari mulut vagina, dan proses kamasutra yang katanya masih dibilang sebagai hal tabu.

Sepertinya sudah selayaknya kita bijak, melihat segala sesuatu dengan dua sisi, bukan hanya dari sinisme dan sentimen serta prasangka yang belum tentu benar adanya. Siapapun termasuk Rhoma Irama bukanlah Tuhan yang menciptakan manusia apalagi mengatakannya berdosa ataupun tidak....

kalau kita mendukung tindakan penghakiman antar sesama manusia, sama saja kita menyembah berhala, karena darimana kita tahu seseorang berdosa ataupun tidak:)

14 Comments:

At 8:49 AM , Anonymous Anonymous said...

Secara prinsip gue pengen mendukung setiap upaya menentang pornografi dan pornoaksi ini. Tapi gak tau kenapa -- maaf kalo subyektif banget -- istilah "jangan liat siapa yang ngomong, tapi liatlah omongannya" tidak berlaku buat penyanyi dangdut yang satu ini.

Rhoma Irama. Duh, saya muak melihat gaya dia yang terlalu sok suci dan menggurui!!

 
At 12:31 PM , Blogger Ardho said...

Halah..
ada apa lagi toh?

gag aptudet nih kalo masalah bang roma irama..

:D

 
At 3:49 PM , Blogger D E E said...

makanya baca detik donk, dho

 
At 8:48 PM , Anonymous Anonymous said...

Lebih bagus lagi, kalau tak hanya koar-koar menentang atau tidaknya pelaiboi, kalo sudah memiliki anak pastilah ngerti yang terbaik untuk mereka, termasuk kasus ini? bukan begitu...

-samingan-

 
At 3:32 PM , Anonymous Anonymous said...

Singkat aja....barangkali bang haji mau jadi first cover buat majalah playboy. kira2 dari segi bisnis kejual gak yaaaa....just kidding, no hard feeling pals !!!???

 
At 8:41 PM , Blogger Innuendo said...

hahahhaha..aku ngakak baca komennya iman n.

 
At 11:56 PM , Blogger Ardho said...

wakakakakak..
teori konspirasi...

*ngakak*

 
At 4:14 AM , Anonymous Anonymous said...

Ahhh ... Rhoma ...rhoma ;
Kawin cerai seenaknya apa bukan suatu bentuk porno-aksi ? ( Memamerkan nafsu syahwat yg tak terkontrol macam kambing aja )

 
At 3:59 PM , Anonymous Anonymous said...

:D.....Rhoma "burung"nya udah jebol, makanya ngeliat angel lelga langsung klepek klepek dah

 
At 7:12 AM , Blogger Buletin 5s (LIMAS) said...

Untuk secuil [gak sampe] tentang permasalahan pornoaksi, pada kasus inul dan rhoma irama. Hingga sa'at ini, kita masih berpaku dlm
kebingungan 'siapakah sebenarnya yang salah'? & itulah sebenarnya yang mnjd masalah, karena kita bukanlah Tuhan yang tak berhak menghakimi.

Dari ini, pada saat kita memvonis -terang maupun rahasia- diantara
keduanya salah, maka [mungkin] pada saat itu pula kita telah salah. Menghakimi, yang berarti kita sudah merasa benar.

Sebuah perspektif, hanya sbg kilas balik dlm renungan: Rhoma mengutarakan haknya dalam batas Agama dan budaya. 1. Hak agama, ia
sbg seorang muslim dan 2. Hak budaya, andilnya dlm sejarah perdangdhutan indonesia
yang tak begitu saja dpt dilupakan -diakui maupun tidak- dan semua itu
adalah kemerdekaan seorang warga.

Dan inul, ia pun berdiri diatas singgasana hak. Namun, yang menjadi pertanyaan: apakah agama dan budaya turut menjelma diatas singgasana asasi manusia-nya...?!

Kita adalah makhluk yang memang bernafsu, namun bukanlah hewan. Dan kita adalah mahluk yang membaca...

Agama tak boleh lepas dari setiap jiwa. Dan budaya adalah kebanggaan kita sbg warga. [salam&ma'af]

 
At 12:09 AM , Anonymous Anonymous said...

Ideologi kadang menuntun kita untuk menyatakan pendapat. Ketidaksetujuan pada Rhoma lebih pada 'kecemburuan' karena dia bisa dengan 'verbal' menyatakan keislamannya.
Sebenarnya Inul tidak dibela, tapi mereka membela keyakinannya sendiri, toh penyanyi 'ngebor' ini diuntungkan dengan kontroversi yang memang di'rancang' oleh managementnya.
Saya setuju Rhoma menyatakan pendapatnya. Tak perlu menyeret prilakunya untuk menilai pendapatnya.

 
At 2:00 AM , Anonymous Anonymous said...

aduh om rhoma irama.suka nya ama vagina.sok suci lah.gelar haji ga dimanfaatin untuk hal yang baik malah untuk hal munafik
roma irama melarang manusia berbuat tabu tapi dia bisa berbuat tabu
heran deh liat manusia jaman ini

 
At 11:33 PM , Anonymous Anonymous said...

bang rhoma.. nama seh keren kaya nama kota penting di dunia.. tp koq kelakuan gak penting sehh.. kurang kerjaan yeh.. ckckckck... itu gelar haji, boleh nemu dr mana?? bener2 naek haji?? apa beli di carefour...

ITsME

 
At 9:10 PM , Anonymous Anonymous said...

rhoma irama ituh keterliwatan deh..udeh berapa kali kawin cere.....kaga ada puasnye untuk nyari vagina...agama sama gelar hajinye dijadiin kedok buat ngejelikan si inul,amit-amit sama si rhoma KAGA TAU DIRI......tuk si rhoma mendingan ngaca dulu deh, sebelum ngejelikan orang....dirinya sendiri itu kaya apa monyet ape beruk ???

 

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home