Local Product Feels Nothing
(asli Indonesia lohhh...)
Kemaren, pas kebetulan lagi ngga sibuk, nyempetin jalan ke salah satu pusat pertokoan lumayan happening di Jogja. Sempet berhenti bentar ke salah satu gerai, dan ngga sengaja ngeliat dompet, tas, dan tempat HP yang setelah diliat-liat belakangnya, duhhhh buatan CINA lagi.
Ngga berapa lama, jalan-jalan lagi, masuk ke sebuah toko, nemuin stationery, like pencil holder...ditengok belakangnya...duhhh bikinan THAILAND pula. Hmm, tempat ketiga, yang jadi tempat terakhir gara-gara udah naik darah, agenda impor lambang "B", pastinya refers to BALLY, dijual seharga Rp 115.000,00 bahannya sama persis dengan bahan kulit imitasi yang gwe temuin di Bandung. Plus logo B, yang ternyata belinya bisa kiloan di pasar-pasar grosir. Mau nyari tipe VERSACE, BALLY, BALENCIAGA, atauw apapun itulah merk dunia yang udah wahid bisa ditemuin disana. Njiplak produk luar, dibikin di lokal, tapi tetep make merk luar seperti nya jadi kebiasaan orang Indonesia. Terlalu bangga kalo make produk-produk asing, berasa bisa "more" dari yang lainnya.
Padahal kalo kita mau, SDM Indonesia ngga kalah jagonya bikin produk-produk craft yang variatif. Hanya saja biasanya mereka terkendala dana dan minimnya knowledge buat inovasi, sehingga kecenderungan mereka memproduksi barang-barang yang kadang ngga jelas target kebutuhannya. Orang-orang Indonesia jadi memberikan cap mahal pada produk lokal dan akhirnya memilih lari ke produk-produk katakanlah buatan cina, yang pastinya pabrik punya yang mungkin QC nya juga bisa dibilang lebih rapi dan diproduksi massal sehingga memungkinkan dijual dengan harga yang murah dan terjangkau.
Tapi kita ngga sempat mikir, kalo jutaan orang Indonesia sekarang ngga punya kerjaan. Jutaan SDM potensial yang sebenernya bisa mengentaskan kita dari kemiskinan. Mereka ngga punya jawaban tepat untuk itu. Padahal, kalau pemerintah bisa sedikit memberikan perlindungan terhadap produk-produk lokal, memberdayakan pengrajin, dan memberikan tempat istimewa bagi pengrajin lokal sebenernya kita ngga perlu ketakutan akan bahaya kemiskinan.
Dengan membeli produk lokal bukan hanya bangga dengan buatan Indonesia, tapi lebih dari itu, kalau kita sadar dengan membeli produk lokal, berarti kita membantu Indonesia mengentaskan kemiskinan. Itu intinya.
Gwe sendiri belum sepenuhnya lepas dari produk impor, setidaknya HP dan laptop dan beberapa gadget lain masih pake produk impor, tapi Insya Allah untuk produk-produk yang lain kecuali body treatment, gwe setuju cuma untuk produk lokal ajah.
So...support your local product !!!!
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home