Thursday, January 19, 2006

Bukan Tentang Vagina dan Buah Dada

Sebenarnya cukup bisa diprediksikan sebelumnya,kalau peredaran majalah Playboy yang rencananya akan mulai terbit Maret mendatang ini akan menghembuskan polemik baru.
Berita terakhir,rencananya DPR akan memanggil penerbit Playboy dan meminta mereka menghentikan penerbitan.

Agak menggelikan juga,pertanyaan DPR satu ini.Kenapa mereka dengan begitu semangatnya meminta pihak penerbit membatalkan peredaran PLAYBOY, sementara ketika masyarakat merengek meminta keadilan dan kesejahteraan, DPR hanya sekedar memberikan kalimat penentram hati tanpa melakukan sebuah action.

Jika peredaran PLAYBOY di Indonesia benar-benar dibatalkan,DPR kita nampaknya tak ubahnya pemerintahan yang sangat tidak adil,dan cenderung otoriter. Bahkan sempat ada pikiran buruk,bahwa isu ini sengaja dihembuskan untuk mengalihkan perhatian publik terutama pada kenaikan harga barang dan serta tarif dasar listrik.

Ironis sekali,PLAYBOY yang belum benar-benar terbit bahkan sudah dicaci maki habis-habisan, sementara kasus-kasus korupsi,kelaparan,bencana alam,bahkan nyaris lewat hanya gara-gara isu yang diatasnamakan moralitas bangsa.

Wah,pemerintah kita kok makin ngga smart dan cenderung ngeres. Beredar atau tidak beredarnya majalah ini,rasanya tidak akan berpengaruh cukup besar dengan masalah moralitas bangsa. Coba tengok lagi berapa puluh ribu keping VCD porno di pasaran yang bahkan dijual dengan harga murah, cobalah turun ke jalanan untuk sweeping tabloid perangsang syahwat yang beredar bebas dengan harga murah bahkan di depan sekolah dasar.

Tidak adil,manakala majalah seprestige PLAYBOY serta merta dihentikan,belum juga terbit,orang-orang sudah terlalu resah memprediksikan yang belum pasti.Toh,tanpa Playboy edisi Indonesiapun,saya rasa socialista dan esmud berduit,rasanya sudah sering menemui dan bahkan mendapatkan majalah ini dengan berbagai cara.

Kalau Anda sendiri merasa terancam dengan keberadaan PLAYBOY....mungkin Anda memang agak susah yah menahan syahwat kalau melihat gambar-gambar tak berbusana. Jadi, kalau pikiran Anda bersih...mengapa harus takut kehadiran majalah ini akan merusak moral. Kalau Anda sudah ketakutan dan merasa memahami seluruh isi PLAYBOY hingga menghakiminya menjadi majalah perusak moral.....coba tanyakan pada diri Anda, seberapa bersih dan suci pikiran Anda??????

8 Comments:

At 1:51 PM , Blogger Ardho said...

M.U.N.A.F.I.K

halah.....


seballlll...

wat is er met mijn land, hoor.... :(

 
At 3:42 PM , Anonymous Anonymous said...

Saya pribadi mencoba untuk melihat perkembangan dulu dan gak memihak siapa-siapa...sudah banyak bukti kalau yang koar-koar entah itu DPR, FPI atau apalah bentuknya punya agenda tersendiri. so time will tell.

 
At 10:55 AM , Anonymous Anonymous said...

DPR memang keren saat negara pontang-panting mikirin lunasi utang negara, plus BBm naik, plus bahan-bahan pokok, malah minta naek gaji mestinya DPR kita mencontoh Miranda Goeltom, dimana ia malah meminta turun gaji, susah juga membedakan menggabdi sama diperkerjakan. nilai luhur nasionalisme sudah punah . sedihnya belum lagi pengrusakan GAIA di Kalimantan T_T, GAIA bertahanlah.

 
At 10:53 AM , Anonymous Anonymous said...

Lebih baik kita nikmati aja ketelanjangan itu. Anda puas, kami pun puas. Bukan begitu bu?

 
At 11:51 PM , Anonymous Anonymous said...

SETUJU IMPONK GUA SUKA GAYA ELU

 
At 11:56 PM , Anonymous Anonymous said...

Playboy itu simbol (cap, merk) yang berdiri di front terdepan pornografi...

Gak heran begitu banyak yang menentang walau di sekitarnya sendiri banyak produk yang lebih 'wah'...

Silahkan sensual, porno asal jangan pake nama Playboy !!

 
At 9:07 AM , Anonymous Anonymous said...

Hello,

I found your blog fascinating.. I would be grateful if you could please send me some more info as soon as possible..

Regards,
make money online

 
At 12:06 AM , Anonymous Anonymous said...

Tergantung dari yang kita lihat dan yang kita lihat emang "tergantung",...kita pikirkan sisi yang positif nya aja,...emangnya kalo tuh perusahaan majalah di tutup, terus siapa yang mau nanggung karyawan majalah itu...bayangkan kalo kita ada di posisi karyawan majalah itu.....so,..biarkanlah orang mencari nafkah

 

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home