Sunday, February 05, 2006

Derita Anjasmara & Isabella

Mungkin, masyarakat Indonesia memang lebih sibuk memikirkan alat vital manusia, dibandingkan kebutuhan vital manusia seperti kenaikan TDL maupun isu impor beras yang jelas-jelas lebih membahayakan nyawa manusia.

Buktinya, lagi-lagi kasus ketelanjangan akhirnya harus maju menjadi perkara polisi. Hanya karena opini moralis orang-orang yang sok bermoral, kasus yang seharusnya jadi urusan antara manusia dengan pencipta-Nya ini kemudian meluas menjadi masalah nasional yang sebenarnya bukan merupakan masalah urgent yang harus ditangani.

Ketelanjangan Anjasmara dalam pameran foto Pinkswink Park, yang merupakan rangkaian Biennale Art Festival tersebut, ternyata diperkarakan ke meja hijau. Sekarang, Anjasmara dan Isabel Yahya duduk menjadi tersangkanya. Mungkin, tak lama lagi sederetan nama lainnya akan kembali menghiasi daftar periksa kepolisian, seperti sang fotografer, Davy Linggar.

Well, masyarakat mulai tidak waras melihat sebuah kenyataan yang bernama seni. Atau jangan-jangan masyarakat kita sebagian besar masih tidak peka dengan segala hal yang berbau seni, sehingga apa yang sekiranya telanjang tak berbusana buru-buru mereka cap sebagai pornografi.

Our Country have a bad taste:(

6 Comments:

At 12:27 PM , Blogger Ardho said...

tepatnya..

kampungan.. otak cupet.. wakakakak.. =))

 
At 4:22 PM , Anonymous Anonymous said...

hei aRdho....lu mungkin kotaan...tapi kayaknya sama juga..otak cupet...kkekekkkkkkkkkk !!

 
At 2:15 AM , Anonymous Anonymous said...

seni dinilai dari keindahan, bukan berarti. Indah identik dengan polos,lugu.. Tapi bukan berarti boleh untuk telanjang. Andai ada adik kita atau anak kita yang diminta untuk berbuat seperti itu, apakah kita tetap akan mengijinkan mereka untuk mempertontonkan 'keindahannya'?

 
At 4:55 AM , Blogger tuhu said...

ya betulll masyarakat kita ini memang munafik Itu kan hak dia pribadi gitulohhh

 
At 12:12 AM , Anonymous Anonymous said...

Mungkin, masyarakat Indonesia memang lebih sibuk memikirkan alat vital manusia, dibandingkan kebutuhan vital manusia seperti kenaikan TDL maupun isu impor beras yang jelas-jelas lebih membahayakan nyawa manusia.

Tapi nyawa manusia juga tak terlepas dari permaslahan alat vital manusia itu kan?

...kasus yang seharusnya jadi urusan antara manusia dengan pencipta-Nya ini kemudian meluas menjadi masalah nasional yang sebenarnya bukan merupakan masalah urgent yang harus ditangani.

Lah... itukan sudah masuk ke ranah publik, makanya jadi permasalahan global (bukan sekedar Nasional atau Internasional, tapi mungkin untuk Dunia dan akhirat) yang urgent untuk ditangani. Kenapa harus dipamerkan? disana letak permasalahannya. Falsafah china KUNO saja mengajarkan, laki2 dan perempuan itu ada batas. Untuk kemudian, adanya hubungan yang legal (pernikahan) lah yang menjadikan mereka raja bagi diri mereka masing2. Menentukan apa yang akan mereka berdua buat... Yups, pernikahan adalah syimbol tanggung jawab dan cinta yang hakiki.

 
At 8:12 AM , Blogger Tika Sylvia Utami said...

Jika sebagian oknum menyerukan kepada oknum yang lainnya untuk tidak berlindung dibalik kebebasan berekspresi dan seni, maka bukankah mereka juga sebenarnya sedang mencoba berlindung dengan mengatasnamakan agama di dalamnya? Hal tersebut menjadi semacam pertentangan tersendiri yang tidak tersadari, namun tentu saja akan terkuakkan jika masing-masing individu berhasil meredam sikap keangkuhannnya dalam fanatisme di bidangnya masing-masing.

 

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home