Kalo banyak orang terluka karena bom bali 2,punya kepedulian dan simpati yang tinggi,mungkin salah satunya adalah aku.Kali ini,simpatiku bukan sekedar latah terbawa suasana atau potret media massa yang terbingkai dengan segala ilustrasi yang menunjukkan korban yang tewas maupun terluka,namun lebih dari itu,aku merasakan perasaan mereka,karena salah satu orang yang teramat kusayangi,beberapa menit sebelum kejadian ada di tempat itu.
Ayahku pergi ke Bali dalam rangka tugas dinas.Awalnya beliau berencana pulang tanggal 2 Oktober 2005 dengan penerbangan jam 19.00 wib.Tapi entah kenapa,pagi itu ayahku mengirimkan sms dan me re-schedulle jadwalnya,memutuskan untuk pulang 1 Okt 05 dengan penerbangan pukul malam via Garuda. Komunikasi kita pagi itu cukup lancar,aku bahkan sempat menitip merchandise sebuah cafe franchise yang ada di bali.
Well,aku pikir hari ini nothin worst will happen...but who knows God's Plan...( mungkin sebenernya bukan God's plan...tapi tepatnya TERORIST's agenda ).Komunikas terakhirku dengan beliau pukul 17.30 wib,hanya setengah jam sebelum peristiwa terjadi,beliau sempat berpesan untuk dijemput di bandara sekitar jam 8.
Aku tidak sempat berpikir apa-apa,kejadian delay pesawat itu hal biasa di Indonesia.So,im not think bout the worst.Tidak lama kemudian ada sebuah SMS yang masuk ke ponselku dan mengabarkan kalau sedang ada kejadian bom di Bali....aku pikir ini cuma joke,yang biasa dikirimkan teman-temanku yang gemar iseng.
But actually,ternyata ini benar.Aku makin cemas menunggu kedatangan ayahku,apalagi aku ingat betul,saat menelpon ayahku sempat mengatakan sedang berada di sekitar Kuta Square.Berulang kali aku berusaha menghubungi beliau dan memastikan kondisinya baik-baik saja.Putus kontak,aku memutuskan untuk menunggunya di bandara sambil berdoa tidak ada sesuatu yang terjadi dan semua baik-baik saja.
Pkl.20.00 pesawat tak kunjung datang,aku sempat menanyakan ke petugas di bandara yang mengatakan memang ada keterlambatan karena ada peristiwa bom sehingga semua penerbangan mengalami keterlambatan.Aku makin lemas,mendengar kata bom...rasanya aku nyeri mendengarnya.
Tak berapa lama,aku mendengar petugas bandara mengumumkan pesawat dari Denpasar telah mendarat.Aku bergegas menuju pintu kedatangan,dan memastikan ayahku ada dalam rombongan mereka ( ayahku punya kebiasaan datang mepet dan melampaui batas check in ).Satu persatu penumpang kutunggu,15 menit....aku mendapat kejutan...AYAHKU SELAMAT...ayahku akhirnya pulang......
Ayahku pulang dengan sebuah kebetulan.Ia berhasil menukar tiket karena ternyata ada penumpang yang membatalkan keberangkatannya.Sehingga ia mendapat seat dan bisa pulang ke Jogja.
Huh....sepertinya Tuhan mau mengingatkan aku...SELAMA MASIH ADA KESEMPATAN,JANGAN SAMPAI MENYESAL MEMBAHAGIAKAN ORANG2 YANG KAMU CINTAI,KADANG KITA TERLALU SIBUK DENGAN URUSAN KITA SENDIRI DAN MELUPAKAN ORANG2 YANG KITA SAYANGI....
Kejadian ini membuat banyak perubahan dalam hidupku dan bahkan dalam hidup keluargaku.Ayahku yang biasanya susah diajak berdiskusi dan cenderung introvert mendadak menjadi orang yang hangat dan terbuka. Jujur,aku sempat bandel saat beliau sedang di Bali.Mentang-mentang beliau tidak di rumah,aku suka pergi malam,dan menggunakan telpon seenaknya...I'm regret for that....
Kejadian ini mengingatkanku...betapa aku sangat mencintai ayahku.Satu-satunya lelaki terbaik yang aku kenal di muka bumi ini.Meski dia bukan bapak yang bisa memanjakan aku dengan kemewahan....meski dia bukan bapak yang bisa memberiku uang berlimpah....tapi dia memberikan aku pelajaran berharga,bagaiamana menghargai hidup,bagaimana mendapatkan uang dan menghargainya,bagaimana menjadi manusia tahan banting dan sabar.....itulah ayahku......orang yang teramat aku banggakan.
Jika aku memakai kaos Reebok hitam yang dibawa ayahku dari Bali,aku kadang menangis terharu.Beliau membelikan kaos ini hanya 10 menit sebelum kejadian bom kuta terjadi....Tuhan selalu punya jalan mengingatkan aku......untuk membuktikan kalau aku benar-benar menyayangi ayahku...
LOVE U,MY FATHER.....