Thursday, February 16, 2006

Mencari RS di Interview Situs Presiden

Hari kemarin, saya sengaja meluangkan waktu khusus untuk menyaksikan interview di Metro TV seputar kehadiran situs presiden SBY. Thanks God, satu hal yang sangat saya acungi jempol, kali ini Metro TV sangat jitu menempatkan siapa yang capable untuk diinterview.

Kalau sebelumnya, untuk urusan masalah IT, hanya ada satu pemain yang selalu lalu lalang di layar kaca, nampaknya METRO TV kali ini sangat bijak menampilkan duet Andi Malarangeng dan bos saya yang terhormat, Budiono Darsono.

Well, interview yang sangat sehat, yang saya pikir semakin menguatkan kalau situs presiden SBY ini tidak dibuat secara sembarangan. Perhitungan angka 85 Juta itu, kabarnya juga tidak lepas dari perhitungan rasional yang dibuat oleh Budiono. Isunya, sebelum keluar angka 85 Juta, situs ini sempat diprediksikan mencapai angka ratusan juta, oleh si pembuat yang memang sepertinya suka cari sensasi.

Mungkin, kali ini, usaha tim kepresidenan cukup dipuji. Setidaknya bisa menjadi contoh bagi pemda lain yang punya situs senilai ratusan juta tapi nggak pernah diupdate.

Sekali lagi, BRAVO...buat situs presiden SBY!!! bravo juga buat tim yang menanganinya, semoga situs ini tidak hanya jadi pusat informasi tapi juga jembatan komunikasi antara presiden dan rakyatnya.

Thursday, February 09, 2006

CUCAK RAWA Menanti Penjara

Jangan kaget, kalau tidak lama lagi, lagu jawa tradisional berjudul Cicak rawa ini, mungkin tidak akan pernah Anda dengar lagi. Berdasarkan RUU Pornografi dan Pornoaksi, lagu ini termasuk melanggar pasal-pasal sang moralis.

Coba simak, petikannya berikut ini:

Manuke...manuke cicak rawa
cicak rawa dawa buntute
buntute sing akeh wulune
yen digoyang ser-ser aduh enake...

iki piye iki piye iki piye
wong tuwa rabi perawan
perawane yen bengi nangis wae
amarga wedi karo manuke.


Siapapun tergelitik mendengar lagu berlirik saru ini. Lagu tradisional yang dipopulerkan Didi Kempot ini kerap saya dengar di banyak acara terutama yang berlangsung di DIY dan Jawa Tengah.

Hanya saja, sejak saya mengamati RUU Pornografi dan Pornoaksi yang terdapat di beberapa media cetak, disitu disebutkan karya sastra maupun lirik lagu bernuansa erotis dilarang keberadaannya. Berarti, mungkin, sastrawan-sastrawan idealis akan lebih memilih untuk menghabiskan sisa hidupnya di balik terali besi, terus berkarya tanpa peduli pemerintah yang sok suci ini.

Pastinya, aturan ini, sudah merampas kebebasan hak warga negaranya:)...Lebih parah dari kepemimpinan Soeharto, rupanya:)

Tuesday, February 07, 2006

Infotainment Rules

Kalau banyak pihak berpendapat bahwa RUU PORNOGRAFI sesegera mungkin harus disahkan, buat saya justru sebaliknya. Masalah krusial yang dihadapi banyak kalangan yang menurut saya paling memprihatinkan adalah lalu lintas penyiaran terutama untuk program siaran Infotainment.

Jika kita simak kembali, porsi program acara ini nyaris mendominasi seluruh tayangan televisi dalam satu hari. Parahnya, program infotainment ini ditayangkan di jam-jam yang potensial sebagai konsumsi tayangan anak-anak.

Jangan heran, kalau tiba-tiba saja seorang anak SD sekarang mulai mengerti bagaimana perceraian seperti sebuah permakluman atas nama ketidakcocokan. Anak di bawah umurpun mulai memperbincangkan pacaran, dan isu anak durhaka, belum lagi gara-gara isu pornografi dan pornoaksi berhembus kencang, anak-anak itupun turut mengamini apa itu PLAYBOY, SEKSI, PORNO, dan yang biasa dibilang dengan istilah saru.

Pornografi akhirnya menjadi isu nasional, manakala pemberitaan tentang hal yang seharusnya berada di naungan moralitas ini semata-mata kemudian menjadi perbincangan segala umur, salah satunya disebarkan melalui media televisi yang notabene sangat mudah untuk diakses segala kalangan dan segala usia.

Seharusnya, selebritis jangan hanya mengamini RUU PORNOGRAFI saja tapi lebih dari itu, penampilan mereka yang terlalu berlebihan di layar kaca, merupakan wabah penyakit masyarakat yang lebih parah. Lihat saja, semenjak banyak munculnya tayangan infotainment tentang perceraian, kabarnya kasus perceraian di banyak daerah di Indonesia mengalami peningkatan tajam. Entah keduanya berhubungan atau tidak, namun secara logika, peran media televisi terutama dalam pemberitaan mengenai perceraian artis mau tidak mau punya kontribusi lumayan dalam pembentukan karakter seseorang.

Selebritis seharusnya jadi panutan masyarakat, tapi pemberitaan infotainment sekarang lebih banyak mencari celah sisi negatif seseorang, sehingga yang dituai pemirsapun akhirnya mendidik orang untuk lebih suka menghakimi orang lain.

So,...selebritis nan banci tampil, sebaiknya mulailah sadar diri, kemunculan kalian yang berlebihan bukan tidak mungkin dampaknya akan lebih parah dari sekedar kasus pornografi

Monday, February 06, 2006

Pornografi,Pornoaksi atau Mode?




Pagi ini, saya menerima sebuah email dari seorang teman, katanya ini bakalan jadi trend mode di Indonesia.

Hmmm, Really? Pastinya, yang mungkin berani memakai rok ini mungkin hanyalah segelintir orang-orang berduit yang memang sanggup membayar sejumlah denda, manakala mereka menjadi target operasi atas pemberlakuan UU PORNOGRAFI.

Kabarnya, trend rok ini mulai beredar di Jepang. Kalau saya boleh meramal, selebritis yang mungkin pertama kali akan mempopulerkan busana ini, sepertinya Agnes Monica. Selebritis muda satu ini, jelas-jelas mengaku kalau dirinya termasuk salah satu Harajuku's Style Addict

Mungkin saja, pelan-pelan trend rok seperti ini bukannya tidak mungkin akan melanda Indonesia, kita tunggu saja. Kalau nantinya trend ini akan mewabah...perang yang katanya melawan moralitas tentunya akan berkobar.

So...we'll see:)

Mbak Tutut dan Fashionnya

Siti Hardiyanti Rukmana alias Mbak Tutut, nama ini sepertinya memang tidak terlalu asing. Hampir seluruh masyarakat Indonesia tahu, kalau beliaunya ini merupakan putri sulung mantan presiden RI, Soeharto.

Hanya saja, satu hal yang selalu saya amati dari seorang Mbak Tutut adalah gaya berbusananya yang cukup konsisten dari jaman dulu hingga saat ini. Bisa dibilang, amat jarang mbak Tutut tampil dengan fashion up to date, apalagi dengan gaya aneh-aneh bak selebritis yang here there and everywhere all branded.

Sebagai seorang anak pembesar, gaya fashion mbak Tutut cukup konservatif. Sebagian besar busananya memang didominasi busana muslim motif Indonesia. Yang paling jelas terlihat, Mbak Tutut jarang ganti-ganti kacamata. Cukup anggun dan menawan menggunakan kacamata berframe bulat, lipstik tetap merah dan bahkan tidak menggunakan efek water yang sekarang lagi in.

Komentar saya : Dandanan dan fashion Mbak Tutut sangat Indonesia sekali:)

Sunday, February 05, 2006

Derita Anjasmara & Isabella

Mungkin, masyarakat Indonesia memang lebih sibuk memikirkan alat vital manusia, dibandingkan kebutuhan vital manusia seperti kenaikan TDL maupun isu impor beras yang jelas-jelas lebih membahayakan nyawa manusia.

Buktinya, lagi-lagi kasus ketelanjangan akhirnya harus maju menjadi perkara polisi. Hanya karena opini moralis orang-orang yang sok bermoral, kasus yang seharusnya jadi urusan antara manusia dengan pencipta-Nya ini kemudian meluas menjadi masalah nasional yang sebenarnya bukan merupakan masalah urgent yang harus ditangani.

Ketelanjangan Anjasmara dalam pameran foto Pinkswink Park, yang merupakan rangkaian Biennale Art Festival tersebut, ternyata diperkarakan ke meja hijau. Sekarang, Anjasmara dan Isabel Yahya duduk menjadi tersangkanya. Mungkin, tak lama lagi sederetan nama lainnya akan kembali menghiasi daftar periksa kepolisian, seperti sang fotografer, Davy Linggar.

Well, masyarakat mulai tidak waras melihat sebuah kenyataan yang bernama seni. Atau jangan-jangan masyarakat kita sebagian besar masih tidak peka dengan segala hal yang berbau seni, sehingga apa yang sekiranya telanjang tak berbusana buru-buru mereka cap sebagai pornografi.

Our Country have a bad taste:(