Bread Talk & STARBUCKS Goes To Jogja
Bread Talk dan Starbucks kabarnya bakal memperluas brandingnya di Jogja. Entah dengan pertimbangan apa, nampaknya dua merek franchise asal negeri orang ini, cukup percaya diri berinvestasi di kota serba tradisional, yang belum berorientasi pada kebendaan apalagi gaya hidup.
Kalau di kota-kota seperti Bandung, Surabaya dan Jakarta, tambah Bali, kedua gerai ini memang laris manis. Entah dengan kesadaran lidah yang memang mengerti citarasa sebuah kopi atau sekedar lantah atas nama merek, gerai ini cukup menarik perhatian konsumen. Di gerai STARBUCKS yang pernah saya kunjungi, salah satunya di CIWALK, kafe ini buka hingga jam 02.00 dini hari. Pengunjungnya kebanyakan eksekutif muda, serta mahasiswa S2 ( FYI, program pasca sarjana MBA ITB memberikan privelege kepada mahasiswanya berupa potongan diskon dari STARBUCKS ), atau penulis2 modern yang memang ingin mengadu imajinasinya di sebuah tempat nyaman, ditambah akses free wi-fi.
Jika saya sedikit memprediksikan, bisa jadi kans STARBUCKS untuk memegang kunci kemenangan bisnis di kota gudeg dikatakan kurang strategis ( menurut saya loh...), Jika gerai kopi ini masih memasang harga sesuai dengan standard rate yang dipakai minimal purchase Rp 24.000,00 dan sebut saja Java Coffee seharga Rp 60.000,00...bisa ditebak, pembelinya adalah kalangan eksekutif yang berpenghasilan minimal Rp 1.000.000, dan mungkin belum punya tanggungan.
Memang benar, orang Jogja cukup konsumtif, tapi kebanyakan mereka konsumtif untuk hal-hal yang murah meriah. Jadi mungkin, jika mereka harus spent money untuk sebuah minuman dengan harga yang mungkin bisa dikomparasikan dengan beberapa kilo beras.
Sementara untuk kasus BREAD TALK, gerai bakery asal Singapura ini memang belum memiliki sertifikasi halal. Sementara sertifikasi halal ini sangat penting, terutama bagi saudara kita kaum muslim yang taat pada syariat agama:)....mungkin status ini membuat brand tersebut sedikit tidak bersahabat dengan orang-orang berlidah halal. So, Anda mungkin bisa mulai memperhitungkan sendiri, kira-kira apakah gerai ini mampu mengalahkan produk lokal?
yeah...wait and see aja lah ya.....
7 Comments:
Hmm..
Mungkin aja juga sih..
Gak ada yang tau..
Terutama..
BREAD TALK nya itu lhoo..
hehe..
Kayaknya emang kemahalan sih. Tapi tahu juga, mereka mungkin melihat situasi dengan jangka yang panjang.
hmmmm:D....maybe yes maybe no...uuu...
starbucks goes to jogja??
aku minum di situ, caramel maciato 35 rebu, itupun sebelom BBM naek, bangsat!! mahal banget...
selamatkan jogja dari kaum2 hedon itu....pliss...
Sudah beberapa bulan yang lalu breadtalk dapat sertifikasi halal kok mbak. Coba googling, saya udah lupa baca dimana, tapi setahu saya di milis yang membicarakan makanan halal sudah diklarifikasi bahwa akhirnya breadtalk dapet sertifikat halal. Bgitu ganti.
Sebenernya gue berharap jangan semua yang ada di kota metropolitan (baca: Jakarta) mampir juga di kota-kota "berbudaya tinggi", termasuk Yogya.
Leave the bad capitalism city-things to Jakarta, and let the other, the classy things, stay with Yogya.
Bisa gak ya? Hehehe, susah kayaknya. Ini seperti "orang gunung pengen ngeliat laut, dan sebaliknya orang laut pengen menjejaki gunung".
hi....hi....hi...belom ada STARBUCKS...udah ada bajakan namanya -> DE BUCKS
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home