Nenek Gauwl Getoo Loh
This is an amazing Sunday! Sedikit pemandangan segar setelah 2 jam mengikuti kebaktian gereja. Seorang nenek fashionable yang berdiri tepat di depanku membuatku punya sedikit angan-angan....pingin jadi desainer baju buat nenek-nenek dan kakek-kakek.
Nenek satu ini ( sayang ngga tauw namanya, hwe..hwe..hwe..),punya penampilan yang jelas beda mampus dari orang-orang di sekitarnya. Memakai setelah bunga-bunga dengan dominasi warna hijau, nenek gaul ini keliatan eyecatching sekali. Belum lagi topi rajut dgn aksen bunga-bunga yang dipakainya, membuat nenek gaul ini keliatan muda beberapa tahun.
Kadang aku berpikir, sebagian besar baju untuk nenek-nenek apalagi di Jawa, kebanyakan memakai kebaya, pakai sanggul...dan so classic. Sepertinya jarang sekali majalah yang memiliki perhatian lebih pada para manula. Semua majalah berusaha membuat sebuah standar tentang kecantikan, kepandaian, kemapanan, keberadaan, socialista....tapi jarang dan bahkan ngga pernah berbicara tentang masa tua, apalagi tentang manula.
Manula juga manusia. Meski sebagian orang mengatakan mereka sudah bau tanah, tapi manula-manula itu punya hak untuk menikmati sisa hidupnya dan mungkin sedikit bernostalgia mengenang masa muda. Jarang sekali media massa kita mengupas tentang trend fashion manula ataupun potongan rambut yang cocok untuk usia 60 tahun ke atas. Atau mungkin perhiasan yang cocok untuk nenek-nenek, sepatu...and all the good things. Semua hanya berputar-putar saja pada kecantikan....dengan standar kulit putih, tubuh ramping, rambut panjang. Padahal manula kadangkala juga butuh produk perawatan kulit yang sesuai dengan jenis kulit dan kondisi kulit mereka yang mulai mengeriput.
Seorang manula kadangkala keliatan lebih bodoh dibandingkan anak kecil, karena kadangkala kita enggan memperhatikan apa kebutuhannya. Kadangkala kita menyepelekan mereka karena mereka telah renta dan tak cukup punya tenaga untuk melakukan begitu banyak hal seperti kita.